Amal Sosial Pendidikan : Donasi Hp dan Bantuan Pulsa untuk 14 Orang Siswa Kurang Beruntung di Desa Pemuteran, Gerokgak, Buleleng
Donasi Hp dan bantuan pulsa ini merupakan bagian dari kegiatan “Amal Sosial Pendidikan : Gerakan 100 Hp untuk Membantu Anak-anak Kurang Beruntung Belajar di Tengah Pandemi” bekerjasama dengan CIRHSS (5 September 2020).
Dalam kegiatan ini, terdapat 2 orang siswa yang masing-masing mendapatkan 1 donasi Hp dan 12 orang siswa lainnya mendapatkan donasi / bantuan pulsa yang diharapkan dapat membantu para siswa tersebut mengikuti kelas – kelas daring / online yang diselenggarakan oleh sekolahnya selama masa pandemi ini.
Kunjungi halaman Facebook Yayasan Surya Widya Kerthi untuk mengikuti kegiatan – kegiatan yayasan dalam program Amal Sosial Pendidikan : Gerakan 100 Hp untuk Membantu Anak-anak Kurang Beruntung Belajar di Tengah Pandemi dan/atau program sosial lainnya.
Amal Sosial Pendidikan : Donasi Hp untuk Ni Luh Apriliani (Seraya, Karangasem, Bali)
Ni Luh Apriliani adalah siswa SMP dari Seraya, Karangasem, Bali yang menerima telepon genggam sebagai bagian dari kegiatan “Amal Sosial Pendidikan : Gerakan 100 Hp untuk Membantu Anak-anak Kurang Beruntung Belajar di Tengah Pandemi” bekerjasama dengan CIRHSS ( 10 Oktober 2020).
Ni Luh Apriliani, siswa kelas 2 SMP, tinggal di rumah yang tidak layak di Seraya, Kabupaten Karangasem, Bali. Ayahnya bekerja sebagai buruh ukir dan ibunya sedang sakit. Keluarga Ni Luh sudah merasa sangat sulit untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari, sehingga mereka tidak mampu membelikan Hp dan kuota internet untuk Ni Luh yang dibutuhkan untuk mengikuti kelas online / daring.
Yayasan Surya Widya Kerthi bekerjasama dengan CIRHSS serta Komunitas Menyame Bali datang membantu Ni Luh dengan menyerahkan donasi Hp. Donasi tersebut disampaikan oleh Ketua Umum dan Sekretaris Yayasan Surya Widya Kerthi yaitu Bapak Wayan Mastaadi dan Ibu Ni Luh Marwati, serta bersama dengan anggota Yayasan Surya Widya Kerthi lainnya.
Amal Sosial Pendidikan : Donasi Hp untuk Blasius Melo Basikbasik (Merauke, Papua)
Blasius Melo Basikbasik adalah siswa SMP dari Merauke, Papua yang menerima telepon genggam dan kuota internet sebagai bagian dari kegiatan “Amal Sosial Pendidikan : Gerakan 100 Hp untuk Membantu Anak-anak Kurang Beruntung Belajar di Tengah Pandemi” bekerjasama dengan CIRHSS ( 29 September 2020).
Bapak Steven Ahlaro selaku perwakilan Yayasan Surya Widya Kerthi di Papua kembali menyerahkan donasi Hp. Kali ini beliau menyerahkan donasi tersebut kepada seorang siswa SMP Santo Mikael, Merauke yang bernama Blasius Melo Basikbasik. Dia adalah anak ke-4 dari 5 bersaudara. Dia adalah anak yang rajin, disiplin dan cerdas. Karena orang tuanya tidak mampu secara finansial, untuk mewujudkan impiannya bersekolah, Blasius kemudian ditampung di Panti Asuhan Abba di Merauke. Baginya, memiliki ponsel untuk bisa mengikuti pelajaran online adalah impian. Di sini, CIRHSS dan Yayasan Surya Widya Kerthi datang membantu Blasius mewujudkan mimpinya. Semoga donasi ini dapat bermanfaat dan menambah semangat belajarnya.
Di bawah adalah beberapa foto Blasius Melo Basikbasik saat menerima donasi yang dapat diakses melalui akun Facebook Yayasan Surya Widya Kerthi.
Amal Sosial Pendidikan : Donasi Hp untuk Pepi Rina Jeliana (Bengkulu)
Pepi Rina Jeliana adalah siswa SD dari Bengkulu yang menerima telepon genggam dan kuota internet sebagai bagian dari kegiatan “Amal Sosial Pendidikan : Gerakan 100 Hp untuk Membantu Anak-anak Kurang Beruntung Belajar di Tengah Pandemi” bekerjasama dengan CIRHSS ( 23 September 2020).
Pepi adalah siswa kelas 6 di SD 61 Bengkulu. Ayahnya, Nanang, yang bekerja sebagai kuli bangunan terpaksa berhenti bekerja karena penyakit tumor paru-paru. Ibunya, Rini, adalah seorang tukang cuci dari rumah ke rumah. Belajar online di tengah pandemi membebani mereka. Minimnya dukungan finansial untuk membeli ponsel dan kuota internet menghambat kegiatan belajar Pepi. Meski pemalu, Pepi adalah anak yang rajin dan antusias dalam mengikuti kursus bahasa Inggris gratis di lingkungannya. Bantuan Hp ini diharapkan dapat semakin memotivasi semangat belajarnya.
Di bawah adalah beberapa foto Pepi Rina Jeliana saat menerima donasi yang dapat diakses melalui akun Facebook Yayasan Surya Widya Kerthi.
Amal Sosial Pendidikan : Donasi Hp dan Sepasang Sepatu untuk Vicky Herianto Homo (Merauke, Papua)
Vicky Herianto Homo (Kelas 8) dari Merauke adalah siswa sekolah pertama yang menerima telepon genggam (dan sepasang sepatu) sebagai bagian dari kegiatan “Amal Sosial Pendidikan : Gerakan 100 Hp untuk Membantu Anak-anak Kurang Beruntung Belajar di Tengah Pandemi” bekerjasama dengan CIRHSS ( 17 September 2020).
Profil Vicky
Vicky Herianto Homo adalah salah satu anak asli dari Merauke, Provinsi Papua, Indonesia. Ia berasal dari Marind, suku terbesar di Papua Selatan. Ia berasal dari Desa Tomerau, tetapi ia kini tinggal di Kota Merauke untuk mengenyam pendidikan. Ayahnya sudah meninggal, sedangkan ibunya masih hidup. Ibu Vicky tinggal bersama sembilan saudara laki-laki dan perempuan Vicky lainnya di Desa Tomerau. Tomerau berjarak sekitar 54,5 kilometer dari kota Merauke.
Vicky adalah satu-satunya anak di keluarganya yang pindah ke Kota Merauke untuk melanjutkan sekolah. Dia sekarang tinggal bersama keponakannya yang lebih tua. Vicky melanjutkan sekolahnya di SMP Negeri Buti Merauke. Dia sekarang duduk di kelas delapan. Berdasarkan informasi dari guru kelasnya, Vicky adalah salah satu murid yang rajin dan pintar. Dia termasuk salah satu dari sepuluh siswa terbaik di kelasnya dan dia selalu menghadiri kelasnya tepat waktu, meskipun dia harus berjalan kaki sekitar setengah kilometer ke sekolah setiap hari.
Sejak pandemi Covid-19, Vicky dan teman sekelasnya yang lain harus belajar dari rumah. Sebagian dari mereka yang memiliki Hp dikirimi materi pembelajaran / tugas oleh guru untuk dipelajari, sedangkan sebagian siswa lainnya yang tidak memiliki Hp harus pergi ke sekolah untuk menerima materi pembelajaran dan tugas dari guru untuk dipelajari. Vicky termasuk dalam kelompok kedua. Dia harus berjalan kaki ke sekolah dan mengambil materi / tugas mingguan yang diberikan oleh guru untuk dipelajari / dikerjakan, hanya karena dia tidak memiliki Hp yang dapat digunakan untuk mendukung pembelajaran jarak jauhnya. Menurut guru kelas Vicky, Vicky bahkan tidak punya sepatu untuk dipakai ke sekolah. Jauh sebelum pandemi Covid-19, Vicky selalu pergi menyekop pasir untuk mendapatkan uang sepulang sekolah, kata keponakan Vicky.
Di bawah adalah beberapa foto Vicky yang dapat diakses melalui akun Facebook Yayasan Surya Widya Kerthi.